Perkembangan industri sawit di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkontribusi dalam peningkatan devisa negara. Menurut data, Indonesia saat ini mampu mendominasi 59% terhadap produksi kelapa sawit dunia. Dan dengan industri kelapa sawit yang bertumbuh, mampu memberikan lapangan pekerjaan terhadap lebih dari 16 juta tenaga kerja.
Untuk terus menjaga pertumbuhan industri ini, salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan menerapkan kebijakan biodiesel B35 untuk kendaraan dan sektor industri. Program mandatori BBN ini telah terbukti aktif dalam meningkatkan permintaan pasar domestik, mengurangi impor bahan bakar fosil (Solar), dan juga mampu mengurangi emis gas rumah kaca (GRK).
Penurunan ketergantungan terhadap solar yang berbahan bakar fosil, mampu menghemat devisa US$ 7,9 miliar karena tidak perlu impor. Peningkatan campuran biodiesel hingga B100, membutuhkan kebijakan untuk mendukung produksi sawit dalam negeri agar lebih meningkat.
- Penanaman kembali untuk perkebunan-perkebunan kelapa sawit yang sudah tua dan mengalami penurunan produksi kelapa sawit.
- Mendukung dan memfasilitasi para petani sawit sehingga mendapatkan variasi bibit sawit yang unggul.
- Sertifikasi oleh badang yang objektif, hal ini sebagai cara untuk membangun kepercayaan hasil sawit indonesia di mata dunia.
- Melakukan pembinaan terhadap petani sawit agar mampu menerapkan manajemen agrikultural yang baik dan sistem panen yang memanfaatkan teknologi.
- Melakukan riset dan penilitian agar mampu mendapatkan bibit sawit yang unggul.
Dengan berbagai langkah kebijakan untuk mendukung peningkatan produksi sawit, diharapkan indonesia akan mampu mencapai B100 suatu saat nanti.
Baca Juga : Dengan Pemanfaatan Biodiesel, Devisa Negara Dapat Dihemat.
[…] Baca Juga : 5 Kebijakan Untuk Mendukung Peningkatan Produksi Kelapa Sawit. […]