Perkebunan Kelapa Sawit Solusi Lahan Marginal Di Indonesia

Kondisi miskin hara pada lahan marginal membatasi ketersediaan unsur hara penting bagi pertumbuhan tanaman. Kondisi ini menyebabkan tanaman kesulitan mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

Analisis kesesuaian lahan merupakan salah satu metode dalam upaya penentuan lokasi yang terbaik untuk budidaya yang diinginkan termasuk sawit. Kelas kesesuaian dibagi menjadi empat, yaitu S1 (sangat sesuai), S2 (sesuai), S3 (sesuai marginal) dan N (tidak sesuai).

Penentuan kelas kesesuaian lahan didasarkan pada identifikasi kendala utama yang dapat menghambat budidaya kelapa sawit. Lahan dengan kriteria S1 dan S2 mampu memberikan kondisi lingkungan yang paling sesuai untuk pertumbuhan sawit. Batas bawah dalam kelas kesesuaian lahan tersebut (S3 dan N) dapat dikategorikan sebagai lahan marginal untuk kelapa sawit.

Mengatasi tantangan lahan marginal, diperlukan solusi yang efektif dan efisien. Salah satu solusi yang menjanjikan adalah penggunaan pupuk NPK.  Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung tiga unsur hara makro penting bagi pertumbuhan tanaman, yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K).

Pupuk NPK berperan  dalam meningkatkan kesuburan tanah dan menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman kelapa sawit. Pupuk NPK khusus, seperti pupuk NPK slow release dengan kandungan mikronutrien tinggi, sangat cocok untuk lahan marginal karena mampu melepaskan unsur hara secara bertahap sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Baca Juga : Informasi Dasar Tentang Biodiesel B50 Yang Pada Tahun 2026 /2027 Akan Diterapkan.

Tentang Penulis

afnajayapratama

1 Komentar

  1. […] Baca Juga : Perkebunan Kelapa Sawit Solusi Lahan Marginal Di Indonesia. […]

Tinggalkan Balasan ke Transisi Energi Hijau dan Biodiesel Sawit Untuk Ketahanan Energi 2025 – Afna Jaya Pratama, PT Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.