Pada tahun 2023, Kementerian Perindustrian menyebutkan kelapa sawit menyumbang 70 persen kinerja ekspor industri pangan Indonesia atau naik lagi 10 persen dari tahun sebelumnya. Sektor pengolahan sawit dinilai memiliki peran penting dan strategis dalam menopang kestabilan serta ketahanan perekonomian nasional.
Berdasarkan data BPS, peningkatan ekspor industri pengolahan pada awal tahun 2024 juga tercatat mendapat sumbangan besar dari produk kelapa sawit di saat ekspor komoditas lainnya mengalami penurunan. Plt. Kepala BPS, Amalia Widyasanti menyatakan bahwa kelapa sawit tetap menjadi komoditas ekspor unggulan yang mampu mendongkrak penerimaan devisa negara. Dalam catatan Bank Indonesia, posisi cadangan devisa Indonesia per Desember 2023 tercatat sebesar 146,4 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan November 2023 sebesar 138,1 miliar dolar AS. Pada tahun itu kontribusi industri sawit sendiri diklaim telah mencapai 20,6 miliar dolar AS.
Komoditas kelapa sawit telah menjadi sektor strategis nasional yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional, dikarenakan besarnya pangsa ekspor dan besarnya serapan industri dalam negeri. Pemerintah perlu terus menjaga pasar ekspor agar tetap tinggi di samping upaya hilirisasi produk turunan kelapa sawit dalam meningkatkan nilai tambah sawit.
Saat ini, hilirisasi sawit di Indonesia baru mencapai 179 jenis produk, itupun belum semua menjadi produk komersil. Diperlukan sinergi antara Pemerintah, dunia usaha dan perguruan tinggi serta pihak lainnya untuk terus mengembangkan produk-produk hilir kelapa sawit agar dapat menjadi produk komersil yang berdaya saing sehingga dapat memberikan nilai tambah, menciptakan lapangan kerja baru, dan pada akhirnya meningkatkan kontribusi sawit untuk Indonesia.
Baca Juga : GAPKI Respon Kebijakan Pengetatan Ekspor Minyak Jelantah Dan Limbah Sawit.
