Dilansir dari infosawit.com, alokasi dana subsidi untuk kelapa sawit telah dimulai sejak program B20 diimplementasikan. Selama periode 2019-2021 ada beberapa perusahaan kelapa sawit besar yang menerima kucuran dana tersebut. Diantarnya adalah WILMAR yang menerima 22,56 triliun, MUSIM MAS yang menerima 11,34 triliun, ROYAL GOLDEN EAGLE yang menerima 6,41 triliun, SINAR MAS yang menerima 5,53 triliun, dan PERMATA HIJAU yang menerima 5,52 triliun.
Dana besar tersebut digelontorkan dari pungutan ekspor kelapa sawit periode 2019 – 2021 yang terkumpul total 70,99 triliun. Di periode yang sama total dana yang dikeluarkan untuk subsidi perusahaan yang terkoneksi dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sebesar 68 triliun. Angka subsidi yang begitu besar yang harus diawasi dengan lebih detail karena masih banyak petani sawit sekala mikro yang tidak mendapatkan subsidi tersebut.
Jika dibandingkan dengan alokasi untuk Program Peremajaan Kelapa Sawit Rakyat yang hanya 2,7 triliun, untuk program pengembangan sumber daya manusia hanya 140,6 miliar, untuk program pengembanga infrastruktur yang hanya 1,73 miliar.
Nilai subsidi yang diberikan ke perusahaan besar sungguh sangat jauh lebih besar dibanding dengan program lainnya. Jika dibiarkan terus menerus potensi akan terjadi ketimpangan dan membuat petani sawit rakyat akan semakin tertinggal.
Karena mandat awal berdirinya BPDPKS adalah untuk pembiayaan kegiatan hulu seperti peremajaan, pelatihan, pengembangan sumber daya manusia, penelitian, dan pengembangan untuk meningkatkan produktivitas petani sawit sehingga memungkinkan petani naik dalam tangga ekonomi dan berperan dalam ekositem komersial jangka panjang.
Baca Juga : Produktivitas Tergerus Regulasi.