Mengenal B35 dan Dampaknya Bagi Mesin Diesel

Menyusul keberhasil B30, pemerintah Indonesia telah membuat langkah maju dengan meningkatkan campuran Crude Palm Oil (CPO) ke dalam solar dan menjadi produk Biosolar B35. Sejak bulan februari yang lalu program B35 telah diresmikan.

Dikutip dari laman Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), biodiesel masih sepenuhnya berasal dari minyak sawit (CPO). Tapi tidak menutup kemungkinan, kedepannya akan kombinasi dengan bahan lain seperti tanaman jarak pagar, kemiri sunan, kemiri cina, nyamplung dan lain – lain.

Seperti yang telah diketahui, biodiesel yang memiliki sifat pelarut atau pembersih membuat kerak yang ada dimesin bakar menjadi lebih sedikit. Sehingga mesin lebih awet, namun hal ini juga memiliki efek filter bahan bakar akan cepat kotor. Dikarenakan kerak sisa pembakaran akan terbawa ke filter.

Perjalan biosolar di Indonesia sudah sangat panjang, dimulai tahun 2008 dengan kadar campuran minyak sawit 2,5 %. Keberhasil program ini membuat secara bertahap terus dinaikkan kadar CPO didalam biosolar. 2010 kadar biosolar menjadi 7,5% dan selanjutnya ditahun 2015 menjadi 15%.

Tahun 2016 ditetapkan menjadi biosolar B20 dengan campuran 20% minyak sawit. Berikutnya tahun 2020 pemerintah menetapkan pencampuran 30% CPO ke dalam solar dan menghasilkan produk Biosolar B30.

Ke depan, pemerintah dapat menerapkan B100 murni tanpa campuran solar didalamnya.

Baca Juga : Kondisi Sulit, Harga Minyak Sawit Tetap Naik.

Tentang Penulis

afnajayapratama

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.