Menurut laman di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) implementasi B40 merupakan bagian dari program pemanfaatan bahan bakar nabati, yang diyakini dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor BBM dari luar yang masih sangat tinggi.
Dengan pengembangan BBN dari dalam negeri seperti biodiesel, bioetanol, diesel biohidrokarbon, bensin biohidrokarbon dan bioavtur, diharapkan akan dapat meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi Indonesia dan mengurangi impor BBM.
Langkah strategis ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam mengakselerasi transisi energi, mengurangi ketergantungan impor BBM, serta mempercepat pencapaian target energi bersih dan berkelanjutan.
Sejak tahun 2015, implementasi pencampuran biodiesel dalam minyak solar di Indonesia terus digenjot menjadi 20% (B20) mulai tahun 2016, 30% (B30) mulai tahun 2020 hingga 35% (B35) mulai Februari 2023 dan saat ini sejak Januari 2025 mencapai 40% (B40), dimana hal tersebut merupakan pencapaian tertinggi di dunia. Keberhasilan ini merupakan hasil sinergi dan kolaborasi dari semua pihak.
Dalam upaya penurunan gas emisi rumah kaca dan meningkatkan ketahanan energi nasional, kedepannya, pemerintah akan meningkatkan campuran biodiesel di dalam minyak solar diatas 40%. Kementrian ESDM berharap semua pihak terus memberikan kontribusi guna bersama-sama mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi serta mencapai tujuan pembangunan nasion.
Baca Juga : Rantai Pasok dan Ketahanan Energi Bersih Untuk Kawasan Timur Indonesia
[…] Baca Juga : Wujudkan Ketahanan Energi Nasional Dengan Biodiesel B40. […]