Didalam pertemuan di Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) yang berlangsung di Bali tanggal 7 november 2024, disepakati oleh seluruh pihak yang ada dalam industri kelapa sawit untuk mendorong peningkatan produktivitas kebun swasta dan rakyat. Sehingga dapat mendukung peningkatan program biodiesel dapat terlaksana dengan lancar.
Berdasarkan data dari RPN (Riset Perkebunan Nusantara) Dari 6,94 juta hektare (ha) milik petani, seluas 1,36 juta ha masih ditanami oleh pohon sawit yang berusia 25 tahun keatas. Pohon yang berusia dibawah 3 tahun mencapai 1,64 juta ha dan pohon dewasa antara 4-25 tahun seluas 3,94 juta ha. Hal ini lah yang membuat produksi CPO menjadi semakin menurun seiring waktu kedepan.
Seluruh pengusaha, petani dan orang yang bergerak diindustri sawit, harus bersinegri agar dapat menerapkan budidaya sawit yang baik dan berkelanjutan. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) memberikan tambahan dana bantuan replanting yang semula Rp30 juta per hektare menjadi Rp60 juta per hektare (ha).
Dengan begitum bantuan replanting dapat menjangkau 156.000 petani atau sekitar 350.000 ha perkebunan. Secara jangka panjang, BPDPKS menargetkan program replanting bisa meningkatkan produksi CPO petani mencapai 8 juta ton per tahun guna mendukung program strategis pemerintah.
Selain replanting, peningkatan produktivitas bisa dengan menerapkan praktik agronomi yang lebih baik seperti pengelolaan air, pupuk, serta pengendalian hama & penyakit.
Dengan replanting dan intensifikasi maka produktivitas CPO bisa naik dari 3,4 ton per ha pada saat ini menjadi 8 ton per ha. Dengan begitu, produksi CPO nasional dapat terkerek hingga 108 juta ton per tahun dengan potensi pemasukan USD 97 miliar per tahun.
Baca Juga : 5 Penyebab Bibit Sawit Kerdil, Petani Wajib Tahu.