Industri petrokimia belum terintegrasi optimal sehingga masih tergantung pada bahan baku impor dan oleh sebab itu potensi yang dimiliki belum tergali secara maksimal.
Kapasitas produksi produk petrokimia nasional saat ini adalah 9,73 ton olefin, aromatik dan turunannya 4,61 juta ton, metanol dan turunannya sebesar 980.000 ton. Jumlah produksi tersebut belum sanggup mensuplai permintaan pasar domestik sehingga impor menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Salah satu upaya untuk mendorong peningkatan produksi adalah dengan hilirisasi dan melakukan investasi industri petrokimia.
Sejumlah proyek yang saat ini tengah berjalan, diantaranya Lotte Chemical Indonesia, Polypropylene (PP) Balongan, Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) Tuban, Grass Root Refinery (GRR) Tuban, dan Chandra Asri Perkasa 2 (CAP2).
Dengan percepatan yang dilakukan, projek – projek tersebut dapat segera berjalan sehingga kapasitas produksi olefin menjadi 7.523 kiloton per tahun dan kapasitas poliolefin menjadi 7.281 kiloton pertahunya.
Baca Juga : Dampak Kelangkaan Minyak Goreng Pada Awal 2022 Lalu.