Pengembangan biodiesel berbasis kelapa sawit menjadi salah satu jenis bioenergi yang paling maju di tanah air. Meskipun begitu, keberlanjutan biodiesel masih dibayangi dengan tingginya biaya produksi sehingga sangat menantang untuk pengembangan dalam skala yang lebih luas.
Bioenergi lain yang telah dicoba kembangkan adalah bioetanol, sejak tahun 2006 bioetanol telah di inisiasi dan pada tahun 2020 sudah diluncurkan program E5 (campuran etanol 5%). Namun belum berjalan maksimal sehingga masih sangat rendah efektivitasnya.
Berbeda dengan biodiesel yang bahan bakunya cukup melimpah, bioetanol memerlukan bahan baku yang juga dibutuhkan oleh manusia seperti jagung, umbi-umbian, tebu, aren, sorgum sehingga pengelolaan nya harus hati – hati. Karena jika dikelola dengan buruk akan membuat kelangkaan terhadap komoditas itu.
Baca Juga : GAPKI Pastikan Produksi Sawit Indonesia Tetap Stabil.