Potensi Tandan Kosong Kelapa Sawit Menjadi Bioplastik dan Semen

Industri sawit sebagai industri strategis bagi Indonesia saat ini masih berada pada fase industrialisasi berupa optimalisasi sumber daya alam. Arah pengembangan industri sawit ke depan akan beralih pada optimalisasi modal dan optimalisasi ilmu pengetahuan.

Berbagai riset dan inovasi memang sudah dilakukan pada industri sawit, mulai dari inovasi produk pada subsistem hulu hingga produk-produk hilir kelapa sawit seperti gula merah sawit, biohidrokarbon sawit, dan sebagainya.

Produk-produk inovatif bernilai tinggi tidak hanya dihasilkan dari produk utama kelapa sawit berupa minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti kelapa sawit (PKO), tetapi berbagai produk inovatif juga dapat dihasilkan dari limbah kelapa sawit.

Hal ini dikarenakan limbah kelapa sawit jumlahnya sangat besar di Indonesia, di mana dari produksi tandan buah segar (TBS) hanya 20-22% yang dapat dikonversi menjadi produk utama berupa minyak sawit, sedangkan sisanya akan menjadi limbah di pabrik kelapa sawit (PKS) seperti limbah cair (POME), serat buah, tandan kosong, dan lain-lain.

Berbagai riset sudah membuktikan bahwa limbah padat kelapa sawit ini dapat digunakan kembali sehingga memiliki nilai jual yang tinggi. Misalnya, cangkang sawit yang dapat dimanfaatkan sebagai pengganti batubara dan bungkil sawit yang dapat dijadikan sebagai pakan ternak.

Salah satu potensi pemanfaatan limbah padat PKS yaitu produksi bioplastik dari tandan kosong kelapa sawit. Para peneliti kelapa sawit di Indonesia sudah membuktikan bahwa tandan kosong ini dapat diolah lebih lanjut untuk menghasilkan plastik yang dapat lebih mudah terdegradasi secara alamiah di alam (PASPI, 2019).

Ketersediaan tandan kosong ini juga melimpah di PKS karena berdasarkan asumsi bahwa sekitar 22 persen dari TBS akan menjadi tandan kosong dengan kadar bahan keringnya mencapai 35 persen. Dengan demikian, ketersediaan tandan kosong di Indonesia mencapai 16 juta ton pada tahun 2018 dan akan terus mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan produksi TBS.

Dengan ketersediaan tandan kosong dalam jumlah yang sangat besar di Indonesia, apabila diolah menjadi bioplastik akan menghasilkan 0,76 juta ton bioplastik pada tahun 2019. Produksi bioplastik diperkirakan dapat mencapai 1,72 juta ton pada tahun 2025 (PASPI, 2019).

Oleh sebab itu, kebijakan substitusi plastik fosil dengan bioplastik sawit sangat penting dilakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan dunia khususnya lingkungan Indonesia. Substitusi ini akan menghemat devisa negara karena akan mengurangi impor bahan baku plastik Indonesia.

Baca Juga : Pentingnya Renewable Energy Untuk Kehidupan Yang Ramah Lingkungan.

Tentang Penulis

afnajayapratama

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses