Pengembangan bioenergi berbasis sawit sekarang ini menjadi salah satu bagian dari strategi fiskal tahun 2026. Oleh karena itu, percepatan program biodiesel B40 menjadi biodiesel B50 akan menjadi langkah yang strategis. Hal ini disampaikan oleh kementrian keuangan pada rapat paripurna dengan DPR.
Bioenergi sawit memang memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan dalam mencapai tujuan besar pemerintah dalam mencapai kemandirian energi. Sehingga hilirisasi kelapa sawit menjadi langkah yang dirasa tepat untuk mencapai hal itu.
Biodiesel B40 telah berjalan dari awal tahun 2025 yang lalu, dan telah mulai menyiapkan implementasi berikutnya yaitu biodiesel B50. Selain dampak ekonomi yang telah dirasakan, peningkatan campuran ini juga menjadi langkah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Support pemerintah untuk mendukung percepatan transisi ini adalah dengan menyiapkan kebijakan fiskal maupun kebijakan lain untuk mendukung hilirisasi dapat berjalan dengan baik.
Dengan semakin berkembangnya bioenergi di Indonesia, akan mampu menekan impor solar dan juga memperkuat industri domestik. Minyak sawit juga berperan menambah devisa dengan ekspor yang cukup tinggi ke beberapa negara sahabat.
Baca Juga : Upaya Memulihkan Perkebunan Kelapa Sawit Yang Terdegradasi.