Tahun 2024 Indonesia memproduksi 53,395 juta MT CPO, diserap dalam negeri 23,859 juta ton dan ekspor 29,536 juta ton. Penggunaan dalam negeri paling besar untuk biodiesel 11,447 juta MT (22%); kemudian pangan 10,205 juta MT (19%) dan oleo kimia 2,207 juta ton (4%). Ekspor dalam bentuk CPO dan olahannya 23,367 juta MT (44%), oleo 4,796 juta MT (9%), PKO dan turunannya 1,3 juta MT (2%), biodiesel 73 MT.
Menurut Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), peningkatan mandatori biodiesel menjadi B50 dan seterusnya akan mengurangi volume ekspor jika tidak ada peningkatan produktivitas lahan kelapa sawit atau perluasan lahan. Keberlanjutan program biodiesel akan terkendala pembiayaan.
Untuk ketahanan energi nasional pemerintah perlu mempertimbangkan perluasan lahan perkebunan kelapa sawit selain meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit saat ini.
Kapasitas terpasang biodiesel di Indonesia 19,5 juta KL, masih mampu untuk peningkatan campuran menjadi B40. Tahun 2024 konsumsi biodiesel 13,1 juta MT sedang tahun 2025 diproyeksikan 13,5 juta KL. Ada 26 pabrik biodiesel di Indonesia terdiri 13 di Sumatera dengan kapasitas 8.486.180 KL, 5 di Jawa dengan kapasitas 4.634.135 KL, 5 di Kalimantan dengan kapasitas 5.561.063 KL dan 1 di Sulawesi dengan kapasitas 475.862 KL.
Baca Juga : Replanting Salah Satu Kunci Keberlanjutan Industri Kelapa Sawit.