Kesuksesan program biodiesel Indonesia menjadi topik perbincangan menarik di forum internasional. Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyebut pemanfaatan minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel membantu Indonesia mencapai target ketahanan energi dan bauran energi sebesar 23% energi terbarukan pada tahun 2025.
Di dalam sebuah kesempatan diforum SVOC (Sustainable Vegetable Oils Conference), minyak nabati berkontribusi terhadap ketahanan energi, dampak, tantangan, dan peluangnya dalam perspektif global.
Dengan rata-rata 8.2 juta MT – 8,5 juta MT biodiesel mengalami pertumbuhan penggunaan yang 42% berbahan dasar minyak sawit. Oleh karena itu, pergerakan harga minyak sawit berkorelasi langsung dengan produktivitasnya.
Sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia berharap dapat memproduksi lebih dari 50 juta ton minyak sawit pada tahun 2025. Hal ini akan menyediakan lebih banyak pasokan untuk industri makanan, termasuk minyak goreng dan makanan berbahan dasar minyak sawit serta biodiesel baik untuk domestik maupun ekspor, untuk pasar global. Lebih jauh, Indonesia menguasai lebih dari separuh pasar minyak sawit dunia.
jika Indonesia pada 2025 akan meluncurkan campuran sawit 40 persen (B40). Selain membantu Indonesia dalam mencapai target pengurangan emisi dan bauran energi terbarukan,mengurangi konsumsi bahan bakar fosil dan impor, sehingga kita memiliki kendali lebih besar atas strategi harga bahan bakar dalam negeri.
Dari perspektif perdagangan internasional, hal ini memperbaiki defisit neraca perdagangan dan menghemat devisa, dan yang terakhir dan mungkin yang paling penting adalah program biodiesel membantu industri dalam meningkatkan nilai tambah melalui hilirisasi industri kelapa sawit.
Baca Juga : Cara Mengatasi Ganoderma Di Perkebunan Kelapa Sawit.
[…] Baca Juga : Uraikan Kesuksesan Program Biodiesel Indonesia Di Forum SVOC Ke-3. […]