Sejarah Burung Hantu Di Perkebunan Sawit

Burung hantu (tyto alba) saat ini telah dibudidaya untuk Pengendalian Hama Terpadu (PHT) di beberapa perkebunan kelapa sawit. Cara ini terbilang efektif untuk mengusir tikus dan mengurangi penggunaan bahan kimia.

Ide untukk membudidaya burung hanti diperkebunan kelapa sawit awalnya menjadi sebuah ide gila yang sukar dipercaya. Berawal dari seorang karyawan perkebunan yang tinggal di sekitar perkebunan sawit dia tinggal dibangunan kuno yang ada di perkebunan.

Selama tinggal disana, setiap malamnya di salah satu ruangan selalu terdengar detakan diatas plafon. Akhirnya diperiksalah plafon tersebut dan ternyata terdapat sepasang burung hantu. Disekelilingnya terdapat tulang tikus dan beberapa bangkai tikus.

Dari hal tersebut muncullah ide untuk menjaga perkebunan kelapa sawit dengan memanfaatkan burung hantu sebagai penjaga. Setelah diteliti 1 ekor burung hantu bisa makan 2 atau 3 tikus dalam waktu semalam.

Burung hantu yang semula dianggap membawa kabar buruk ternyata dapat dijadikan pemangsa alami dari tikus. Sehingga mampu membantu masayarakat dalam menjaga kebun sawit mereka dari hama tikus.

Baca Juga : Rencana Peremajaan Sawit Rakyat.

Tentang Penulis

afnajayapratama

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.