Bermula dari campuran sawit 2,5 persen pada tahun 2008 lalu, kini presentasi campuran biodiesel telah mencapai 30 persen. Dan sebentar lagi akan melangkah kecampuran sawit 40 persen. Namun hingga saat ini masih banyak kalangan yang khawatir dengan dampak lingkungan yang mungkin terjadi.
Menurut Traction Energy Asia (TEA) biodiesel memang memiliki peran yang besar untuk langkah awal transisi energi terbarukan di Indonesia. Namun dengan beberapa resiko yang mungkin muncul, kelanjutan biodiesel sawit perlu dipertimbangkan kembali.
Beberapa hal seperti alih fungsi lahan untuk perkebunan sawit menjadi hal serius yang harus dituntaskan. Karena jika perkebunan sawit dibuka dilahan gambut maka emisi yang dihasilkan untuk oprasional akan mencapai 80-94 persen.
Baca Juga : Titik Kesimbangan Pasar Domestik dan Internasional.