Dengan peningkatan campuran biodiesel yang terus dilakukan oleh pemerintah, yang tahun lalu diterapkan biodiesel B35 kemudian akan menjadi B40 tahun 2025. Hal ini membuat kebutuhan kelapa sawit akan dipastikan meningkat.
Sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit di tanah air. Pemerintah berencana melakukan perluasan lahan sebesar 20 juta hektare.
Seharusnya bukan perluasan perkebunan yang menjadi solusi untuk meningkatkan stok sawit, melainkan dengan meningkatkan efisiensi perkebunan. Karena perkebunan sawit di Indonesia masih banyak yang dikelola belum secara profesional. Sehingga membuat efisensi produktivitas perkebunan hanya di angka 50-60% saja.
Banyak perkebunan sawit yang dikelola masyarakat tidak memperhatikan bibit yang digunakan dan juga tidak memperhatikan peremajaan berkala pada perkebunan sawit yang dimiliki.
Menurut suara.com, produktivitas sawit di Indonesia hanya 12 ton per hektare per tahun. Namun dengan peremajaan bisa meningkat menjadi 20 ton per hektare per tahun.
Opsi lain adalah membangun pabrik biodiesel khusus untuk petani sawit kecil. Ini akan memastikan keuntungan biodiesel tidak hanya dinikmati korporasi besar, tetapi juga petani kecil, yang dapat meningkatkan ekonomi mereka. Insentif yang biasanya diberikan kepada korporasi juga bisa dirasakan oleh petani.
Baca Juga : Selain Untuk Biodiesel, Perkebunan Kelapa Sawit Memiliki Berbagai Manfaat Lain ?
[…] Baca Juga : Perluasan Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Bukanlah Solusi. […]