Selain biodiesel, pemerintah juga aktif mengembangkan bioetanol. Di Brazil dan India telah menunjukkan kesuksesan dalam mengurangi ketergantungan impor melalui pengembangan bioetanol, sekaligus menciptakan sentra ekonomi baru.
Di Indonesia, bioetanol masih menghadapi tantangan dalam hal keterbatasan bahan baku produksinya. Bahan baku utamanya adalah molase, yang merupaka produk sampingan dari industri gula. Namun karena industri gula nasional yang terbatas, membuat produksi molase juga sangat terbatas dan lebih lagi molase yang digunakan untuk produksi MSG (monosodium glutamate) membuat stok semakin sedikit.
Kapasitas produksi bioetanol Indonenesia saat ini hanya sekitar 40 ribu kiloliter per tahun, sehingga perlu dicarikan solusi untuk meningkatkan produksi setiap tahunnya. Kebijakan percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol harus segera di implementasikan.
Seperti dengan pembukaan lahan baru untuk perkebunan tebu di Papua, yang di harapkan membuat Indonesia mencapai swasembada gula pada tahun 2030. Dengan begitu ketersediaan molase untuk penggunaan produksi bioetanol dapat terwujud.
Selain molase, tanaman sorgum juga dapat digunakan untuk produksi bioetanol. Sorgum sendiri merupakan tanaman yang relatif mudah ditanam, kebutuhan air juga rendah dan bisa hidup dilahan kering serta basah.
Baca Juga : Riau Memfasilitasi 1.584 Petani Untuk Memperoleh Sertifikasi RSPO.
[…] Baca Juga : Bioetanol Masih Menghadap Tantangan Besar. […]