Indonesia saat ini menjadi salah satu negara yang terdepan dalam pengembangan biofuel khususya melalui biodiesel nya. Saat ini, implementasi biodiesel adalah pada produk B35 yang menjadi campuran biofuel dan minyak fosil terbesar yang diterapkan didunia untuk sektor industri.
Indonesia saat ini membangun dan terus meningkatkan pengembangan industri hilirisasi sawit untuk menopang program biodiesel. Dampak hilirisasi adalah memperkuat serapan di pasar domestik dan menjamin keberlanjutan untuk ekosistem industri sawit Tanah Air.
Sebelum adanya program mandatori BBN (biodiesel), sebagai produsen minyak sawit harga dikontrol oleh negara importir karena kebutuhan domestik sangat sedikit. Hal ini menjadikan Indonesia tergantung pada kebutuhan luar negeri.
Setelah adanya program ini, kebutuhan minyak sawit untuk domestik naik sangat tinggi. Dan menjadikan penentuan harga dapat dikelola oleh Indonesia sendiri sebagai produsen. Tujuan hilirisasi ini mencakup beberapa hal :
- Meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
- Mengurangi ketergantungan pada pasar minyak sawit dunia.
- Merubah ekspor, dari bahan mentah menjadi produk olahan.
- Mengurangi impor untuk minyak fosil (solar).
Kebijakan hilirisasi sawit harus terus di implementasikan secara berkelanjutan, masif, dan progresif agar industrialisasi sawit di tanah air lebih maju lagi.
Baca Juga : Tujuan Utama Ekspor Minyak Kelapa Sawit Pada 2023.