Perubahan iklim yang terjadi secara ekstrim memicu spekulasi global terjadi di pasar karbon (Carbon Market). Emisi karbon akibat dari penggunaan bahan bakar fosil yang terus meningkat semenjak era industrialisasi menjadi dalang utama dari perubahan iklim tersebut.
Menurut data kementrian energi dan sumber daya mineral (ESDM), produksi minyak fosil indonesia yang semakin menurun akan habis dalam beberapa tahun lagi. Hal ini dikarenakan tidak ditemukannya kembali ladang minyak mentah untuk diekplorasi.
Berkerjasama dengan OJK (otoritas jasa keuangan), pasar karbon merupakan lanngkah strategis dalam mengatur dan mengelola emisi karbon. Dengan kebijakan ini, mampu mendorong pencarian sumber energi baru yang lebih baik dan ramah lingkungan. Biodiesel adalah salah satunya, karena emisi karbon yang timbul lebih sedikit dibanding dengan minyak fosil. Dan juga memiliki sifat pelumas sehingga umur mesin akan semakin panjang.
Hingga saat ini, Indonesia telah mampu menerapkan biodiesel untuk sektor umum dengan kadar 35% (B35). Biodiesel dengan kadar tersebut menjadi yang pertama didunia, dan secara bertahap akan terus ditingkatkan. Pada tahun 2024 ini, akan diterapkan uji terapan B40 pada sektor non industri terlebih dahulu.
Baca Juga : Sawit Hasilkan Devisa Rp 600 Triliun dan Menyerap 16,2 Juta Tenaga Kerja.