Indonesia menjadi salah satu negara yang paling terdepan dalam pemanfaatan biodiesel, hal ini dibuktikan dari implementasi program B35 yang telah berjalan dari tahun lalu. Namun perluasaan program mandatori biodiesel bukan tanpa resiko dan kendala.
Resiko terbesar dari semakin masifnya program ini adalah ketersediaan stok minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) sebagai bahan baku utama dalam proses produksi. Hal ini dikarenakan, CPO tidak hanya digunakan untuk biodiesel tapi juga beberapa sektor strategis lain seperti disekto pangan dengan produk jadinya berupa minyak goreng.
Selama ini, penyerapan CPO dipasar domestik masih didominasi untuk kebutuhan pangan namun pada tahun 2023 sektor energi telah menjadi yang terbesar. Bahkan menurut GAPKI (gabungan pengusaha kelapa sawit indonesia), dengan stok CPO sekarang ini, program mandatori BBN akan berhenti di B50 itupun dengan asumsi kebutuhan di sektor pangan tidak mengalami kenaikan.
Proyeksi ini, membuat pemerintah harus benar – benar serius dalam pengelolaan industri sawit. Khususnya di perkebunan sawit sebagai penghasil bahan baku sawit, harus mampu meningkatkan kapasitas produksinya. Jika tidak impian Indonesia untuk mandiri dan berdikari dalam energi akan hanya menjadi mimpi kosong yang tidak akan terwujud.
Baca Juga : Prospek Industri Perkebunan Sawit Indonesia.