Kementrian energi dan sumber daya mineral (ESDM) menetapkan bahan bakar nabati(BBN) berbasis minyak sawit untuk program B35 sebesar 13,41 juta kiloliter(KL) untuk tahu 2024. Kuota ini didasari dari realisasi penyaluran B35 sepanjang tahun 2023 sebesar 12,15 juta KL.
Kenaikan ini dirasa masih cukup realistis mengingat potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia di berbagai sektor akan tentunya akan semakin meningkatkan kebutuhan bahan bakar.
Disisi lain, pemerintah juga masih mempersiapkan rencana peningkatan campuran biodiesel menjadi 40% minyak nabati. Langkah B40 ini masih menemui banyak kendala, selain masalah teknis juga terdapat masalah tren negatif yang terjadi di industri sawit belakangan ini.
Tren negatif yang dimakasud adalah pelemahan harga sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Dan juga subsidi pada solar justru dinilai akan lebih efektif jika dibanding dengan alokasi insentif pada PSR. Tapi hal itupun juga harus dikaji lebih dalam.
Baca Juga : Kilang BBM Indonesia Sudah Mampu Produksi Avtur Dari Sawit.