Biodiesel 40% atau B40 merupakan salah satu pilar penting dalam transisi energi Indonesia menuju bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Namun, tingginya kandungan biodiesel membuat bahan bakar ini lebih sensitif terhadap kontaminasi, oksidasi, dan degradasi jika tidak ditangani dengan benar. Karena itu, sistem distribusi B40 harus dirancang dengan standar ketat untuk menjamin kualitas sejak tahap produksi, transportasi, hingga diterima oleh pabrik atau industri pengguna akhir.
- Penggunaan Tangki Khusus untuk Menghindari Kontaminasi Silang
Salah satu langkah paling krusial dalam rantai pasok B40 adalah penggunaan tangki penyimpanan dan truk tangki khusus. Tangki yang sebelumnya digunakan untuk solar fosil tidak boleh langsung dipakai tanpa proses pembersihan menyeluruh (tank cleaning). Sisa-sisa residu minyak mineral dapat menyebabkan:
- Kontaminasi silang
- Endapan yang menyumbat filter
- Penurunan angka kestabilan oksidasi
Banyak operator distribusi kini menerapkan dedicated tank, yaitu tangki yang khusus dipakai untuk biodiesel. Pendekatan ini bukan hanya menjaga kualitas, tetapi juga mengurangi risiko kerusakan mesin di industri pengguna.
- Protokol Pengecekan Mutu Berkala (Quality Checkpoints)
Sepanjang jalur distribusi, B40 harus melewati berbagai titik pemeriksaan mutu. Pengujian umumnya mencakup:
- Kandungan ester (FAME)
- Kadar air
- Kerapatan & viskositas
- Stabilitas oksidasi
- Kontaminasi mikroba
Pengujian dilakukan mulai dari terminal bahan bakar, depot, hingga titik serah (delivery point) ke industri. Rantai pasok yang baik biasanya memiliki SOP pengambilan sampel yang seragam untuk memastikan hasil uji konsisten dan representatif.
- Manajemen Suhu dan Kelembapan saat Transportasi
B40 memiliki sifat higroskopis, artinya bahan bakar ini mudah menyerap uap air dari lingkungan sekitar. Air adalah musuh utama biodiesel karena dapat memicu pertumbuhan mikroba, korosi, dan fase terpisah (phase separation). Karena itu, truk tangki wajib dilengkapi:
- Ventilasi kedap udara
- Segel anti-kondensasi
- Monitoring suhu selama pengiriman
Pada daerah tinggi atau iklim dingin, distribusi B40 juga harus memperhatikan risiko kenaikan viskositas. Beberapa distributor menerapkan pemanasan ringan (pre-heating) untuk menjaga fluiditas bahan bakar.
- SOP Serah Terima yang Ketat di Pabrik atau Industri
Setibanya di tujuan, proses serah terima dilakukan melalui:
- Pemeriksaan fisik bahan bakar (warna, kejernihan, endapan)
- Pengujian cepat (quick test kits)
- Verifikasi dokumen asal-usul dan pengujian sebelumnya
Industri besar seperti pembangkit listrik, pabrik manufaktur, atau perusahaan logistik biasanya memiliki tangki penerima yang terpisah dan sistem filtrasi tambahan untuk memastikan bahan bakar tetap sesuai spesifikasi sebelum masuk ke mesin.
Keberhasilan implementasi B40 bukan hanya bergantung pada kualitas produksinya, tetapi juga pada sistem distribusi yang terstandarisasi dari hulu hingga hilir. Penggunaan tangki khusus, pengujian berkala, manajemen suhu, SOP serah terima, dan digitalisasi rantai pasok menjadi pilar utama dalam menjaga kualitas biodiesel agar tetap stabil, aman, dan siap digunakan oleh berbagai sektor industri.
Baca Juga: