Menurut penelitian dari IPB, produktivitas kelapa sawit dapat terganggu jika serangga penyerbuk hilang dari ekosistem lingkungan di perkebunan sawit. Dari sekitar Rp 400 triliun total nilai produksi, sekitar Rp 300 triliun berpotensi hilang.
Beruntung Indonesia diberkahi dengan kondisi ekologi yang mendukung keberadaan serangga penyerbuk alami ini. Jangan sampai kita merusak ekosistem yang sudah berjalan dengan alami, dengan menghilangkan serangga-serangga penyerbuk ini.
Menurut sawitindoensia.com, Bahkan di Malaysia harus mengimpor serangga bernama Elaeidobius kamerunicus untuk menjamin penyerbukan secara alami ini. Serangga penyerbuk ini berasal dari afrika yang merupakan asal dari tanaman kelapa sawit.
Peran penting serangga ini harus dipahami dan disadari oleh masyarakat, terutama petani sawit Indonesia. Untuk pengendalian jumlah nya, dapat dilakukan dengan serangga predator alami yang ada di alam.
Menjaga ekosistem lingkungan menjadi hal yang krusial dan vital dalam berinteraksi kehidupan antara manusia dan alam. Dengan menjaganya tetap seimbang, kita akan dapat mendapatkan manfaat yang berkelanjutan.
Baca Juga : Malaysia Terapkan Biodiesel B20 Untuk Transportasi Bandara, Siap Menuju Nol Emisi 2050.