Program PSR Sebagai Upaya Mendukung Keberlanjutan Kelapa Sawit

Kelapa sawit sebagai komoditas yang telah mengubah peta minyak nabati dunia semakin menarik perhatian banyak pihak. Sayangnya, peningkatan kebutuhan minyak nabati tidak dibarengi dengan peningkatan produksi bahan baku (kelapa sawit). Sudah hampir 5 tahun ini, produktivitas perkebunan kelapa sawit stagnan dan tidak meningkat.

Peningkatan produktivitas perkebunan kelapa sawit rakyat dapat dilakukan dengan perbaikan kultur teknis (best management practices) atau penggunaan bibit unggul saat proses replanting. Dengan adanya replanting maka perkebunan yang pada awalnya tidak menggunakan bibit unggul, dapat diganti dengan bibit-bibit unggul sehingga pada akhirnya dengan luasan lahan yang sama akan dapat menghasilkan produksi minyak kelapa sawit lebih banyak. 

Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) telah menghasilkan berbagai varietas bibit unggul yang siap dimanfaatkan dalam proses replanting di perkebunan-perkebunan kelapa sawit dengan potensi CPO yang dihasilkan antara 7,5 hingga 9,6 ton per hektare. Melalui pemanfaatan bibit-bibit unggul tersebut, diharapkan produktivitas perkebunan kelapa sawit Indonesia dapat meningkat memenuhi target pencapaian produktivitas TBS sebesar 35 ton per hektare per tahun dan rendemen CPO 26 %.

Program intensifikasi pertanian kelapa sawit berupa perbaikan kultur teknis dan replanting dengan menggunakan bibit unggul ini akan memberikan dampak kenaikan produktivitas sawit nasional menjadi 4,4 ton/hektare tahun 2020 dan 7,42 ton/hektare tahun 2050. Produktivitas sawit rakyat akan meningkat menjadi 3,39 ton/hektare (2020) dan 6,38 ton/hektare (2050).

Sementara produktivitas sawit negara menjadi 4,93 ton/hektare (2020) dan 8,32 ton/hektare (2050). Sedangkan produktivitas sawit swasta menjadi 4,16 ton/hektare (2020) dan 7,3 ton/hektare (2050).

Upaya peremajaan tanaman kelapa sawit rakyat ini juga didukung pemerintah dengan adanya bantuan dana sebesar Rp30 juta per hektare dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP).

Hal ini dilakukan karena salah satu masalah yang dihadapi petani sawit rakyat adalah modal atau akses untuk mendapatkan kredit. Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) ini menjadi salah satu prioritas fokus BPDP untuk meningkatkan produktivitas kebun sawit milik petani. Pada tahun 2024, BPDP merealisasikan peremajaan terhadap 38.244 hektare lahan perkebunan sawit dengan dana tersalurkan sebesar Rp1,295 triliun.

Baca Juga : Harga TBS Naik, Akibat Program Biodiesel B40.

Tentang Penulis

afnajayapratama

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses