Industri Sawit Indonesia Masih Belum Efisien Dalam Produksi

Kendala penurunan produksi Tandan Buah Segar (TBS) dan Crude Palm Oil (CPO) terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini terjadi karena banyaknya perkebunan kelapa sawit yang pohonya sudah memasuki umur yang tidak produktif lagi.

Keadaan ini sepertinya masih akan berlanjut pada tahun 2025 ini, yang terlihat dari rendahnya target Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) ditahun sebelumnya.

Menurut data Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), dari total 2,8 juta hektar luas perkebunan kelapa sawit rakyat yang perlu peremajaan pohonnya hanya sekitar 120.000 hektare yang sudah diremajakan melalui BPDPKS.

Rendahnya tingkat kesadaran para pengusaha terutama yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat, membuat perkebunan sawit tidak terjadwal dengan baik dalam sisi peremajaannya. Hal ini berbeda dengan perkebunan kelapa sawit yang sudah dikelola secara lebih profesional oleh sebuah PT ataupun perusahaan.

Diprediksi selama tahun 2025 ini, akan mengalami penurunan sebesar 5% atau hanya mampu memproduksi 50 juta ton saja. Meningkatkan kesadaran seluruh pihak dalam program peremajaan ini menjadi faktor kunci agar sektor industri sawit mampu meningkatkan produksinya. Sehingga membuat pasokan bahan baku untuk program unggulan biodiesel B40 tidak terhambat.

Baca Juga : Konsisten Pengembangan Energi Hijau Di Indonesia.

Tentang Penulis

afnajayapratama

1 Komentar

  1. […] Baca Juga : Industri Sawit Indonesia Masih Belum Efisien Dalam Produksi. […]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.