Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengatakan bahwa kehadiran transisi energi dalam menyediakan pendistribusian energi menandakan bahwa sektor energi sensitif dalam merespons kebutuhan masyarakat dunia. Salah satu alternatif dalam mewujudkan transisi energi tersebut adalah mengembangkan biodiesel.
Dengan penggunaan biodiesel 35 persen atau B35 yang sudah mandatori pada Agustus 2023, Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah terjadi penghematan devisa negara sebesar Rp 120,54 triliun.
Pada tahun 2025, pemanfaatan biodiesel tidak hanya akan menghemat devisa, tetapi juga mengurangi impor, sehingga dapat mendukung ketersediaan energi di dalam negeri. Agar ketersediaan energi kita itu bisa dilakukan oleh kita sendiri atau dengan istilah swasembada energi.
Kemudian, ada beberapa langkah penting yang harus diambil, salah satunya adalah pengembangan infrastruktur. Ia menekankan bahwa pemerintah perlu memperluas dan membangun infrastruktur untuk mendukung penggunaan energi baru terbarukan.
Selain itu, perlu juga melakukan inovasi terhadap teknologi. Hal ini dilakukan demi meningkatkan efisiensi energi. Selain itu, pemerintah perlu memberlakukan kebijakan yang mendukung penggunaan energi terbarukan, seperti insentif fiskal, subsidi untuk energi bersih, dan pengenaan pajak karbon.
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan penggunaan biodiesel. Yaitu meningkatkan efisiensi energi di sektor industri, transportasi, dan rumah tangga, serta meningkatkan penggunaan energi alternatif (gas bumi).
Baca Juga : Target Implementasi Pemanfaatan Biodiesel Naik Menjadi 12,5 Juta Kiloliter Pada 2025.
[…] Baca Juga : Dengan Pemanfaatan Biodiesel, Devisa Negara Dapat Dihemat. […]