Saat ini pemerintah terus melakukan langkah-langkah percepatan dalam pengembangan industri biodiesel di tanah air. B35 yang saat ini tengah berjalan, merupakan sebuah pencapaian besar dibandingkan dengan negara di dunia lainnya yang masih menerapkan B10-B20.
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral ( ESDM ) memiliki target cukup ambisius yakni dengan menerapkan biodiesel B50 pada tahun 2026 mendatang. Disebutkan oleh kementrian ESDM, langkah ini adalah upaya yang dilakukan pemerintah untuk menekan impor solar yang nilainya masih cukup tinggi.
Target B50 ini, sebagai perwujudan dari visi presiden Prabowo dan wakil presiden Gibran yakni swasembada energi. Sehingga perlu dilakukan langkah berani untuk mencapai vis tersebut dan salah satunya adalah target B50 di tahun 2026.
Untuk itu, pemerintah terus melakukan kebijakan-kebijakan guna menciptakan iklim industri sawit yang sehat dan berkelanjutan.
Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan program peremajaan pohon sawit yang sudah tidak produktif lagi. Karena menurut data, ada sekitar 40% pohon sawit sudah tidak berada di periode produktif sehingga perlu dilakukan peremajaan pohon-pohon tersebut. Dengan peremajaan ini, diharapkan akan mampu meningkatkan kapasitas produksi sawit sampai diangka 80%.
Selain itu, kapasitas produksi sawit juga dilakukan dengan pembukaan perkebunan baru. Namun langkah ini perlu kajian yang lebih dalam, agar tidak terjadi penggundulan hutan akibat lahan sawit yang baru dibuka. Salah satunya dengan cara pemanfaatan lahan gambut yang terbengkalai, kemudian dijadikan lahan perkebunan baru.
Baca Juga : Industri Hilir Sawit Membutuhkan Dukungan Sektor Hulu Yang Kuat.
[…] Baca Juga : Mampukah Target Mandatori Biodiesel B50 Tercapai Di Tahun 2026 ? […]