Disebuah acara Pekan Riset Sawit Indonesia (PERISAI) 2024 dengan tema “Peran Industri Kelapa Sawit dalam Mendukung Kemandirian Energi”, mendapatkan respon luar biasa dari peserta. Dalam sesi tersebut, Vice Chair on Research and Technology APROBI, Jummy Bismar Sinaga menyampaikan biodiesel Indonesia mempunyai sejumlah tantangan, khususnya soal teknologi.
Setiap perkembangan spesifikasi akibat dari peningkatan campuran BIODIESEL disolar maka perlu peningkatan mutu, hal ini menyebabkan pabrik biodiesel perlu mengadopsi teknologi baru atau rekayasa engineering atas pabrik lama yang ada, sehingga konsumen memiliki tingkat keberterimaan yang tinggi atas biodiesel ini walaupun campurannya meningkat.
Uji B40 juga dijalankan bagi mesin diesel untuk kendaraan non-otomotif antara lain alat mesin pertanian, alat berat pertambangan, kereta api, pembangkit, dan kapal laut. Terobosan-terobosan yang diperjuangkan dalam riset ini merupakan bagian dari sinergi penguatan inovasi katalis dan teknologi proses “merah putih” .
Sejumlah strategi dilakukan untuk merealisasikan upaya tersebut. Pertama, Penerapan teknologi yang dapat mengolah hasil kebun sawit rakyat menjadi bahan baku bensin biohidrokarbon dalam rangka mendukung pengembangan teknologi katalis dan bensin sawit yang terintegrasi dengan kebun sawit rakyat.
melalui optimalisasi teknologi proses produksi bensin sawit G2 skala 1000 Liter per hari. Kemudian, pemantapan formula dan pengembangan pabrik katalis bensa.
Dalam upaya menyediakan bahan baku untuk produksi bensa yang kompetitif dan mendukung hilirisasi kebun sawit rakyat, Rasrendra menyampaikan, riset ini akan menghasilkan unit percontohan yang memiliki kemampuan untuk mengolah TBS. Semua itu berasal dari kebun sawit rakyat menjadi produk yang memiliki nilai tambah ekonomi berupa CPO Premium.
Baca Juga : Mendorong Produktivitas Kelapa Sawit Untuk Mendukung Program Biodiesel.
[…] Baca Juga : Tantangan Baru Program Biofuel Nasional. […]