Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan terkait perkembangan musim kemarau 2024. Berdasarkan data hingga akhir juli, menurut BKMG kondisi iklim Indonesia mengalami fase yang kritis.
Saat ini El Nino sedang masa puncak di akhir juli 2024. Dan sedang beralih ke La Nina pada bulan agustus dan september 2024. Hal ini menyebabkan kemungkinan gangguan iklim basah pada akhir musim kemarau yang dapat berlangsung hingga maret 2025.
BMKG juga melaporkan Hari Tanpa Hujan (HTH) ekstrem telah terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Terutama di Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara akan mengalami curah hujan rendah dibawah 50 mm per bulan sampai bulan september akhir.
Situasi ini membutuhkan perhatian khusus agar dampak kekeringan yang mungkin terjadi di sektor pertanian dan ketersediaan air bersih untuk masyarakat.
Sementara disebagian besar wilayah Indonesia mengalami kekeringan, daerah-daerah dengan karakteristik iklim ekuatorial diprediksi akan mengalami curah hujan tinggi pada periode Agustus-September 2024. Seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Maluku, dan Papua Barat akan mengalami curah hujan diatas 300 mm per bulan, yang berpotensi menimbulkan banjir.
Untuk itu masyarakat diminta untuk mewaspadai potensi kebakaran hutan dan lahan, terutama di wilayah gambut yang rentan kekeringan. Kedua, petani diharapkan dapat menyesuaikan pola tanam tanaman pangan dan hortikultural sesuai dengan kondisi cuaca yang ada.
Baca Juga : Industri Sawit Berkelanjutan Untuk Indonesia Maju.
[…] Baca Juga : Kewaspadaan Tinggi Puncak Musim Kemarau dan Puncak Musim Hujan 2024. […]