Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan utama di Indonesia. Dari rumah tangga hingga industri sangat membutuhkan minyak goreng untuk memasak maupun proses produksi lainnya. Sekitar 13 juta ton per tahun kebutuhan minyak goreng di tanah air.
Dari proses tersebut, 3 juta ton minyak jelantah dihasilkan setiap tahunnya. Dengan jumlah minyak jelantah yang cukup besar itu, masih sangat kurang dalam sisi pemanfaatannya. Padahal minyak jelantah memiliki peluang untuk diolah dan dimanfaatkan kembali.
Salah satunya adalah sebagai bahan baku produksi biodiesel. Biaya pengolahan kembali, lebih hemat 35% dibandingkan dengan biodiesel dari minyak nabati yang dihasilkan dari minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).
Tantangan yang paling utama adalah kemauan dari pemangku kebijakan untuk menciptakan iklim industri minyak jelantah. Dengan regulasi yang baik, tantangan seperti metode pengumpulan minyak jelantah dari rumah tangga dan industri lain dapat teratasi.
Jangan seperti sekarang, minyak jelantah sering dibuang begitu saja. Sebesar 39% terbuang diselokan dan 4% akan menemari tanah dan lingkungan sekitar. Pengelolaan yang baik akan membantu mengurangi kerusakan lingkungan dan juga mampu menambah perekonomian rumah tangga.
Baca Juga : Dampak Perubahan Minyak Nabati Dunia Terhadap Industri Sawit Lokal.
[…] Baca Juga : Alternatif Bahan Baku Biodiesel, Peluang Bisnis Terbuka. […]