Setelah El Nino yang menyebabkan kemarau dan curah hujan menurun pada tahun 2023 lalu, di agustus 2024 ini harus bersiap menghadapi La Nina. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) La Nina akan terjadi pada bulan agutus, september, oktober 2024.
La Nina adalah fenomena ketika suhu muka laut di samudra pasifik bagian tengah mengalami pendinginan dibawah kondisi normal. Pendinginan tersebut akan mengurangi jumlah awan yang terbentuk di samudra pasifik tengah, sehingga curah hujan di Indonesia akan meningkat.
Gabungan pengusaha kelapa sawit Indonesia (GAPKI) La Nina akan berpengaruh pada tahapan evakuasi Tandan Buah Segar (TBS) di perkebunan kelapa sawit. Dan bila terjadi banjir akan menyebabkan transportasi terganggu sehingga penurunan produksi tidak akan terhindarkan.
Dengan data tersebut, perlu dilakukan mitigasi untuk mengurangi dampak La Nina seperti dengan perbaikan water management. Dengan mengalirkan air ke embung-embung atau bendungan agar tidak terjadi banjir yang menghambat panen dan pengangkutan TBS.
Air yang ada di embung-embung dan bendungan dapat dimanfaatkan kedepannya untuk menjadi sumber air saat kemarau melanda kembali.
Baca Juga : Biodiesel B40 Adalah Langkah Maju Dalam Penurunan Emisi Dan Peningkatan Ekonomi.