Industri Biodiesel Beresiko Pada Pangan Dan Lingkungan

Peningkatan campuran Biodiesel hingga saat ini ke B35 memiliki resiko ke berbagai sektor pangan sampai ke lingkungan hidup. Sekarang pemerintah sedang mempersiapkan campuran bahan bakar nabati hingga 40% (B40), dan bila tidak diatur dengan baik akan rawan menganggu stok pangan, ekspor, bahkan yang lebih buruk lagi adalah deforestasi.

Apabila B40 diterapkan, diprediksi akan memicu kekurangan stok Crude Palm Oil (CPO). Karena kebutuhan CPO tidak hanya dalam sektor produksi B40, tapi juga untuk sektor pangan, oleokimia, ekspor, dan sektor lainnya.

Salah satu hal yang menjadi keharusan jika ingin menambah bauran bahan bakar nabati adalah dengan perluasan lahan sawit. Pembukaan lahan baru akan menambah hasil panen sawit secara cukup signifikan.

Namun penambahan ini juga harus memikirkan faktor lingkungan, jangan sampai penambahan lahan ini malah menjadi deforestasi terhadap hutan yang ada.

Selain penambahan lahan, peremajaan sawit juga harus dilakukan. Hal ini terlihat dari data yang menunjukkan bahwa hampir 30% perkebunan sawit tidak efisien. Banyak perkebunan kelapa sawit yang tidak produktif secara maksimal, sehingga membuat produksi sawit tidak bisa maksimal juga.

Perbaikan tata kelola di industri sawit harus dilakukan. Agar industri sawit yang semula diniatkan untuk menjaga lingkungan, tidak menjadi penyebab kerusakan lingkungan yang lebih luas.

Baca Juga : Pelatihan SDM Dan Penerapan Sertifikasi ISPO Untuk Kemajuan Industri Sawit.

Tentang Penulis

afnajayapratama

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.