Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastika kelanjutan program biodiesel. Ditargetkan pada tahun 2025 akan diimplementasikan, dan hingga saat ini terus dilakukan uji coba pada berbagaii jenis mesin yang beredar di masyarakat.
Perkembangan campuran minyak nabati dan minyak fosil sudah mulai bergerak secara signifikan pada tahun 2014 hingga sekarang ini. Yang semula B10, sejak februari lalu sudah menjadi biodiesel B35.
Pemanfaatan biodiesel secara signifikan sudah membuahkan hasil berupa penurunan impor solar. Yang semula 12,5 juta kiloliter di tahun 2012 menjadi 3,2 juta kiloliter ditahun 2020. Hal ini membuat defisit neraca perdagangan dapat diperbaiki. Dan ditambah lagi stabilisasi harga minyak nabati (Crude Palm Oil/CPO) dapat tercapai karena penyerapan yang tinggi di pasar domestik.
Meningkatnya konsumsi biodiesel membuat ketergantungan penggunaan impor solar menjadi berkurang. Pada tahun 2011 sekitar 41% dan ditahun 2023 turun hingga ke angka 18%.
Kesuksesan ini juga tidak hanya dirasakan oleh kalangan pengusaha, petani sawit mandiri juga mengalami peningkatan kesejahteraan. Hal ini terjadi karena harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit mengalami kenaikan selama implementasi program mandatori bahan bakar nabati ini.
Baca Juga : Kerjasama PTK dan Aprobi, Dukung Pelaksanaan Program B35.