Pengembangan renewable energy di kawasan eropa merupakan bentuk komitmen dalam kesepakatan terkait pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Implementasi dari kesepekatan itu berdampak pada peningkatan produksi dan promosi penggunaan energi berkelanjutan berbasis nabati atau yang disebut energi berkelanjutan generasi utama.
Namun dalam beberapa waktu ini, penggunaan minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena UU deforestasi yang mempersulit produsen minyak sawit dalam mendistribusikan minyak sawit ke beberapa negara eropa.
Tapi kebijakan ini juga akan berdampak negatif untuk Uni Eropa, karena minyak rapeseed yang biasanya di produski tidak akan mencukupi untuk kebutuhan biodiesel. Karena minyak rapeseed biasanya digunakan untuk memproduksi kebutuhan pangan.
jika tidak dicarikan solusinya, Uni Eropa akan mengalami masalah trade-off food-fuel. Sehingga dapat mengganggu ketersediaan dan keseimbangan antara bahan pangan serta energi.
Baca Juga : Tren Konsumsi Green Product Akan Mendorong Hilirisasi Sawit Di Indonesia.