Penurunan Ekspor Biodiesel Ke Uni Eropa

Gabungan pengusaha kelapa sawit Indonesia (Gapki) menyebutkan terjadi penurunan ekspor biodiesel sebesar 70%. Penurunan ini terjadi akibat dari kebijakan deforestasi yang diberlakukan oleh Uni Eropa untuk produk – produk yang masuk ke negara mereka.

Dan ditambah lagi dengan kebijakan import tax atau pajak impor yang berlaku di Uni Eropa dan itu harus ditanggung oleh pengekspor. Hal ini membuat penurunan drastis dalam hal ekspor biodiesel ke berbagai negara lain.

Menaggapi hal tersebut, kementrian ESDM dalam lamannya mengatakan bahwa penurunan selain karena kebijakan Uni Eropa juga terjadi karena berbagai halangan seperti infrastruktur, isu lingkungan, lahan dan biaya produksi yang tinggi serta meningkatnya jenis minyak nabati lain yang beredar di pasar domestik maupun internasional.

Terlebih lagi dengan penurunan ekonomi yang masih berlangsung di Uni Eropa juga sedikit banyak mempengaruhi neraca impor mereka.

Disisi lain, penurunan ekspor ini memiliki arti ketersediaan stok yang cukup untuk menjalankan kebijakan B40 yang saat ini masih di uji coba. Dengan peningkatan kadar biodiesel ini akan membuat penyerapan minyak sawit semakin tinggi sehingga mampu menyerap stok berlebih akibat dari lesunya volume ekspor.

Baca Juga : Industri Biodiesel Mebutuhkan Kepastian Usaha.

Tentang Penulis

afnajayapratama

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.