Pemerintah terus menegaskan keinginannya dalam mendorong hilirisasi sawit. Bukan hanya produk setengah jadi seperti Crude Palm Oil (CPO) melainkan produk akhir seperti biodiesel, minyak makan merah, minyak goreng dan lain -lain. Sekarang ini, Indonesia menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan menguasai sekitar 53% pasar internasional.
Dengan data tersebut, potensi yang dimiliki dalam sektor sawit harus terus digali. Seperti dengan meningkatkan nilai ekspor dengan cara ekspor produk jadi, sehingga akan menambah nilai produk tersebut.
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang bertugas mengelola dana perkebunan kelapa sawit sangat mendukung pengembangan produk turunan sawit ini. BPDPKS berkerjasama dengan beberapa universitas dan lembaga penelitian untuk melakukan penelitian guna menciptakan produk turunan agar dapat dimanfaatkan secara lebih luas.
Dana penelitian akan diambil dari dana iuran ekspor yang dikumpulkan dari pungutan ekspor CPO. Inovasi produk sawit masih banyak yang harus diteliti, seperti sawit menjadi helm hingga sawit digunakan untuk rompi anti peluru, bioplastik dan lainnya.
Dengan berinovasi terhadap produk, akan membuat sawit semakin luas penggunaanya sehingga akan membuat iklim industri sawit semakin kuat dan berkembang.
Baca Juga : Sisi Positif Perkebunan Kelapa Sawit Kecil.