Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) menjamin stok CPO (Crude Palm Oil) untuk program B40 masih cukup. Namun dengan asumsi jumlah produksi CPO tetap sama yakni 48 juta ton pertahun, maka program ini akan berakhir di B50. Karena stok CPO akan habis untuk kebutuhan domestik antara lain B50, sektor pangan, Oleokimia, medis. Itu dengan asumsi kebutuhan sektor domestik yang naik hanya B50.
Disaat pertumbuhan permintaan untuk CPO semakin tinggi baik pasar domestik atau mancanegara, produksi sawit nasional mengalami stagnan bahkan cenderung menurun akibat tanaman sawit yang semakin tua. Untuk itu, penting sekali melakukan upaya -upaya dalam peningkatan stok CPO agar kebuthan nasional terpenuhi tapi juga ekspor dapat terjaga.
Program peremajaan sawit rakyat (PSR) harus benar – benar di dorong agar ketersediaan sawit dapat meningkat kembali. Sebab produktivitas perkebunan sawit di Indonesia hanya 25-30% dari jumlah potensi. Produktivitas perkebunan sebelum PSR hanya 1,8 – 3 ton per hektar, sedangkan dari data perkebunan yang telah sukses melakukan PSR produksinya mencapai 8-9 ton per hektar.
Jika berhasil melakukan PSR 75% perkebunan sawit, diprediksi angkanya akan menjadi lebih dari 100 juta ton setiap tahunnya dibanding sekarang yang hanya dikisiaran 48 juta setiap tahunnya.
Baca Juga : 4 Faktor Yang Mempengaruhi Industri Sawit Indonesia