Bioekonomi merupakan metode pemanfaatan sumber daya alam hayati untuk diproses dan diproduksi agar memiliki menjadi produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Produk turunan seperti obat – obatan, pakan, pangan, material, energi, semuanya dapat dikembangakan dengan bioekonomi serta lebih penting lagi dapat mengurangi krisis iklim yang terjadi.
Seperti data dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), inovasi berbasis alam berkontribusi hingga 37 persen mengurangi emisi sehingga pemanasan global dapat dikurangi. Diperkirakan nilai bioekonomi global akan mencapai US$ 2,6 – 5,8 triliun dalam periode 2025 sampai 2030.
Saat ini, telah didetailkan rencana pengembangan bioekonomi yang mencakupindustri baru yang berinovasi basis alam untuk produk – produk seperti vaksin & biosimilar, pangan biokimia, protein nabati, nutrisi dan herbal.
Penguatan hilirisasi terhadap produk yang berbasis alam dengan regulasi dan tatakelola profesional harus terus dilakukan dengan melibatkan seluruh pelaku di sektor tersebut.
Karena itu, biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk melakukan booster terhadap perkembangan bioekonomi di Indonesia haruslah dipandang sebagai investasi jangka panjang tidak hanya sekedar biaya. Efek jangka panjang yang diakibatkan dari bioekonomi yanng masif, akan dirasakan oleh generasi mendatang.
Baca Juga : Uji Coba Biodiesel B40 Untuk Kereta dan Kapal.