Indonesia sebagai salah satu penghasil minyak sawit terbesar didunia, harus terus berbenah dan menyiapkan tata kelola sawit agar produksi minyak sawit terus bertumbuh. Perkebunan kelapa sawit menjadi faktor utama dalam menjaga stok bahan baku pembuatan minyak sawit. Untuk itu dalam pengelolaannya harus menggandeng unsur – unsur teknologi dan penelitian yang mendalam sehingga pemahaman terhadap karakteristik tanaman dapat di identifikasi dengan baik.
Salah satu faktor penentu keberhasilan perkebuna sawit adalah pemilihan lahan yang tepat. Kelapa sawit tumbuh dengan baik di wilayah tropis dengan suhu antara 28 – 32 derajat celcius sepanjang tahun. Lokasinya berada di ketinggian antara 1 – 500 meter diatas permukaan laut (MDPL). Kecepatan angin di lokasi tersebut adalah 5-6 km/jam sehingga dapat membantu proses penyebukan.
Kelapa sawit membutuhkan penyinaran matahari selama 5-7 jam dalam sehari. Hal ini akan membuat proses fotosintesis pada pohon sawit dapat berjalan optimal. Sehingga pertumbuhan pelepah daun dapat terjadi denngan baik, dan pada akhirnya menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS) yang melimpah. Selian itu curah hujan juga perlu diperhatikan, sawit membutuhkan setidaknya 1.500 mm per tahun dan tidak terjadi musim kemarau yang cukup panjang lebih dari dari 5 bulan.
Pada umumnya, wilayah – wilayah di Indonesia cocok untuk ditanami pohon kelapa sawit. namun dengan mengetahui karakteristik lokasi yang cocok seperti dijelaskan diatas, akan membuat perkebunan menjadi lebih optimal dalam sisi produktivitasnya. Tidak seperti sekarang ini, luas perkebunan dan jumlah produktivitas nya sangat jomplang. Lantaran tidak memperhatikan aspek kecocokan lahan dan tidak melibatkan teknologi dalam pengelolaannya.
Baca Juga : Peningkatan Program Biodiesel, Membuat Harga CPO Semakin Tinggi.