Untuk mengembangkan sektor industri kelapa sawit, hilirisasi menjadi langkah yang harus diambil pemerintah untuk percepatan kemajuan industri ini. Dengan program hilirisasi ini akan membuat kepastian serapan pasar terhadap produk hasilnya.
Hal ini akan membuat produk lebih tahan terhadap fluktuasi harga. Dan rencana menjadikan industri sawit menjadi tumpuan perkembangan ekonomi dapat terwujud.
Program ini juga harus terus dilanjutkan jangan sampai kita beralih ke program baru yang belum tentu berhasil seperti program biosolar ini. Salah satu yang perlu ditingkatkan dari program hilirisasi adalah mendorong penelitian dan pengembangan untuk mendapatkan produk turunan dari minyak kelapa sawit.
Seperti yang telah diketahui, berbagai macam produk turunan telah berhasil dikembangkan seperti minyak goreng, perlengkapan mandi, produk kosmetik, bahan pangan, hingga BBN (biodiesel). Bukan tidak mungkin dengan penelitian yang baik dapat menciptakan produk turunan lain yang memiliki value yang lebih tinggi.
Untuk mencapai itu, ketersediaan bahan baku menjadi sebuah tantangan yang harus dikelola dengan lebih baik. Jangan sampai fokus pada hilirisasi produk turunan, tapi abai terhadap stok bahan bakunya. Tantangan ini terlihat dari panen sawit pada beberapa tahun kebelakang tidak mengalami peningkatan bahkan cenderung menurun.
Oleh sebab itu, program peremajaan sawit rakyat harus dipercepat realisasinya serta menjangkau lebih luas lagi. Karena perkebunan sawit di Indonesia masih banyak yang dikuasasi perorangan dengan manajemen dan pengelolaan yang belum terorganisir selayaknya perkebunan yang dikelola oleh sebuah perusahaan.
Baca Juga : Peremajaan 24.444 Hektare Perkebunan Kelapa Sawit Di Riau.
